Dari Panggung Harapan ke Realita Yang Mengecewakan Sebagian Masyarakat
- account_circle Admin
- calendar_month Rab, 30 Apr 2025
- visibility 49
- comment 2 komentar

Dari Panggung Harapan ke Realita Yang Mengecewakan Sebagian Masyarakat
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!jelajahtvnews.com,- Ketika suara rakyat dipinjam untuk naik, janji manis pun dilontarkan seperti gula di hadapan semut: menarik, menggiurkan, dan mudah larut. Tapi setelah kekuasaan digenggam, yang tertinggal justru pahitnya kenyataan.
Pemimpin yang dulu dielu-elukan karena narasi perubahan, kini mulai menuai keluhan. Apa yang dulu disebut sebagai “era baru keberpihakan pada rakyat” perlahan terbukti sebagai ilusi yang dikemas dalam retorika.
Program-program unggulan yang dulu dijanjikan tinggal menjadi slogan tanpa wujud. Sementara itu, kebijakan-kebijakan yang lahir justru kerap menguntungkan segelintir pihak, bukan rakyat kebanyakan. Transparansi yang pernah dielu-elukan, kini tertutup rapat di balik layar pencitraan.
“Dulu kami percaya karena katanya akan berpihak. Tapi sekarang kami cuma bisa geleng kepala,” kata banyak masyarakat , mengaku kecewa karena jangan kan kesejahteraan saat ini untuk hadir dimasyarakat masih masih tebang pilih, protokoler, dan tidak fleksibel
Kecewa, kata kebanyak warga, bukan karena berharap terlalu tinggi. Tapi karena percaya pada kata-kata yang kini tak punya nyawa. Janji manis itu, kini seperti bunga plastik: cantik dilihat, tapi tak pernah tumbuh.
Sebagai bangsa yang besar, rakyat berharap pemimpinnya bukan hanya pandai bicara, tapi juga mampu mendengar dan menepati. Karena dari janji yang dilanggar, lahir luka kecewa kepercayaan yang tak mudah disembuhkan.
Dulu ia hadir dengan wajah penuh harapan, suara menggema tentang perubahan, dan tangan yang mengacung janji. Kini, di kursi kekuasaan yang ia duduki, rakyat hanya bisa mengenang satu persatu kalimat manis yang berubah menjadi gema kosong.
Sang pemimpin, yang dahulu menyebut dirinya “wakil suara rakyat”, kini lebih sibuk mendengar bisikan kolega dan kekuasaan. Jalan-jalan masih berlubang, tetapi jalan menuju kekuasaan terus diaspal. Harga kebutuhan pokok naik, namun harga diri bangsa dipertaruhkan demi citra. Janji manisnya kini terasa pahit Untuk ditelan.
Mau Dibawa Kemana Hubungan Kita ?!? ( Sep ))
- Penulis: Admin