Kirab Merah Putih: Langkah Penuh Makna dari Nol Kilometer hingga Linggarjati
- account_circle Admin
- calendar_month 6 jam yang lalu
- visibility 27
- comment 0 komentar

Img 20250803 15035876
Kuningan, 3 Agustus 2025 —
Dalam nafas pagi yang sarat harapan, saat mentari belum tinggi di cakrawala, Kabupaten Kuningan kembali menorehkan sejarah—bukan hanya dengan langkah, tapi dengan jiwa yang berkobar merah putih.
Memperingati 80 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia dan 527 tahun Hari Jadi Kuningan, Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui PHBN, bersama Yayasan Jiwa Merah Putih, menggelar Kirab Bendera Merah Putih—sebuah perjalanan simbolik dari Tugu 0 Kilometer, menembus denyut Alun-Alun Kota, dan berakhir di Gedung Naskah Perundingan Linggarjati, pusaka diplomasi bangsa.

Dilepas langsung oleh Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, didampingi Wakil Bupati dan Ketua TP-PKK, kirab ini bukan sekadar arak-arakan. Ia adalah gerakan ruhani, menyapa masyarakat yang tengah larut dalam Car Free Day, membelah jalanan dengan gelombang merah putih, mengalir laksana sungai semangat menuju samudra kebangsaan.
Tari kolosal dari Saka Pariwisata dan Sanggar Karya DNR membalut suasana di Gedung Linggarjati—di mana 10.001 bendera Merah Putih mengepung bangunan sejarah itu, memeluknya erat sebagai simbol cinta negeri. Tema hari itu berbunyi lantang: “Menumbuhkan Jiwa Persatuan dan Kesatuan dalam Keragaman Budaya.”
Di puncak acara, saat upacara digelar, sang Bupati berdiri sebagai Inspektur—dan bukan hanya menginspeksi barisan, tapi juga menyiramkan makna pada semangat rakyatnya:
“Warna merah dan putih yang kita junjung hari ini adalah warisan perjuangan—simbol keberanian dan kesucian yang harus kita rawat dan wariskan.”
Bupati Dian juga menggarisbawahi makna Gedung Linggarjati, bukan semata bangunan, tapi tugu peradaban di mana diplomasi bangsa ditegakkan:

“Ini bukti bahwa pendahulu kita tak hanya gagah dalam senjata, tapi juga bijak dalam kata. Di sinilah strategi bangsa dirumuskan demi memperkuat kedaulatan Indonesia.”
Menutup pidatonya, ia berpesan tegas namun penuh haru:
“Jangan pernah kita lupakan sejarah. Mari kita kobarkan semangat kemerdekaan—bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja bersama. Untuk Indonesia yang mandiri, namun tetap berakar pada jejak leluhurnya.” ( SEP )
- Penulis: Admin