527 Tahun Kuningan: Menapak Jejak Leluhur, Menyemai Pendidikan dan Merawat Kehidupan
- account_circle sep
- calendar_month 15 jam yang lalu
- visibility 44
- comment 0 komentar

Img 20250824 190153
KUNINGAN – Setiap perayaan hari jadi bukan sekadar menghitung usia, tetapi juga mengingatkan kita akan jejak perjalanan, warisan nilai, dan tanggung jawab masa depan. Demikianlah makna yang disampaikan Drs. H. Ahmad Juber, M.Si., saat Kuningan memasuki usia ke-527 tahun.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Sejarah mencatat, Kuningan pernah menjadi pusat pendidikan. Anak dari Syekh Syarif Hidayatullah pernah dididik di Luragung, tempat di mana nilai agama, budaya, dan budi pekerti ditanamkan sebagai bekal masa depan. Maka, pendidikan bukan hanya soal ilmu pengetahuan, tetapi juga kesadaran spiritual, keterampilan hidup, dan kearifan menjaga alam.
Mengapa Kuningan menjadi tanah pendidikan? Karena alamnya memberi ruang, para guru leluhur memberi arah, dan masyarakatnya menanamkan nilai luhur: bagaimana berzikir, bagaimana menghormati sesama makhluk, bagaimana tidak merusak alam, dan bagaimana hidup sesuai sunatullah dalam keberagaman.
Di usia ke-527 ini, pesan yang diwariskan jelas: alam bukan milik kita, tetapi titipan bagi generasi mendatang. Maka, tanggung jawab kita bukan hanya membangun, tetapi juga merawat. Bukan sekadar mencari kesejahteraan, tetapi menjemput kebahagiaan yang lahir dari keikhlasan, kepasrahan, dan rasa syukur.
Kita diajarkan untuk menjadi khalifah di bumi—menyeimbangkan akal, pikiran, dan hati nurani. Tugas kita tidak hanya membangun fisik, tetapi juga membangun jiwa: bagaimana manusia berkomunikasi dengan alam, hewan, tumbuhan, dan sesamanya dalam harmoni.
“Merawat alam adalah ibadah. Mempersiapkan generasi yang cerdas, berakhlak, dan berkualitas juga ibadah,” pesan Ahmad Juber.
Di usia ke-527, Kuningan diingatkan untuk kembali pada tonggak pemahaman hidup: bahwa kita hanyalah makhluk yang sama-sama diciptakan Allah dengan hak dan kewajiban yang setara. Hidup adalah ruang untuk menghargai, menghormati, dan beribadah. Dan dengan itulah kebahagiaan sejati akan kita temukan.
- Penulis: sep