“Pamulihan Bersinar: Maulid Nabi dan Panjang Jimat Menyatu dalam Harmoni Leluhur”
- account_circle sep
- calendar_month Jum, 5 Sep 2025
- visibility 64
- comment 0 komentar

Img20250905140740
Desa Pamulihan, Cipicung—
Di bawah langit Jumat, 5 September 2025, ribuan langkah bersatu menuju Masjid Pamulihan.
Suara doa bergema, lantunan shalawat berpadu dengan denyut tradisi.
Asisten Daerah Bidang Kesra, Camat Cipicung, para kepala desa, tokoh masyarakat, pemuda, hingga para ulama hadir, menyaksikan satu peristiwa sakral: Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dirangkai dengan ritual budaya Panjang Jimat.

Arak-arakan hasil bumi, kreativitas dari setiap dusun, dan wajah-wajah penuh syukur mengiringi perjalanan menuju rumah Allah. Di sana, Tabligh Akbar bersama Ustadz Oban menyalakan cahaya iman, sementara ritual Panjang Jimat membuka pintu kenangan leluhur.
Nasi kebuli ditata dalam pring besar warisan masa silam, bokor diisi sirih dan perlengkapan seupaheun, sebagai simbol pengikat rasa, tradisi, dan doa. Semua menjadi saksi kebersamaan yang tak lapuk dimakan waktu.

H. Toni Kusumanto, Asda I Kuningan, menyampaikan pesan penuh hikmah:
“Cintailah desa, cintailah negeri, mari kita bangun kebersamaan dengan gotong royong. Dari Pamulihan, kita songsong Kuningan yang melesat, berdaya, dan lestari.”
Kepala Desa Pamulihan, H. Darwin Suparja, pun berbisik dalam rasa syukur:
“Panjang Jimat bukan sekadar ritual, melainkan pesan leluhur agar kita terus merawat persatuan, gotong royong, dan kebersamaan. Inilah warisan yang harus dijaga, agar kehidupan tetap penuh makna.”
Malam itu, Pamulihan menjadi ruang suci.
Antara iman dan budaya, antara sejarah dan masa kini.
Sebuah simpul cinta yang mengikat masyarakat dalam satu suara: bersatu dalam keberkahan, lestari dalam tradisi.
- Penulis: sep