“KIRANA, Jembatan Harapan di Galaherang” — Simbol Cinta dan Kepedulian untuk Negeri
- account_circle sep
- calendar_month Sel, 28 Okt 2025
- comment 0 komentar

Whatsapp Image 2025 10 27 At 13.46.16 1024x683 1
Kuningan (27/10/2025) — Di antara lembah hijau Galaherang, di bawah langit biru yang tenang, hadir sebuah kisah tentang harapan dan kebersamaan.
Sebuah jembatan lahir — Jembatan Gantung KIRANA, menjulur anggun di samping SDN 2 Galaherang, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan.

Wakil Bupati Saat Memberikan Sambutan
Diresmikan oleh Wakil Bupati Kuningan, Hj. Tuti Andriani, SH., M.Kn, jembatan ini bukan sekadar rangka baja dan tali kawat, melainkan anyaman kasih dan kepedulian dari banyak hati.
Ia lahir dari kolaborasi dua lembaga penuh empati: Yayasan 1011 Putra Peduli dan Yayasan Harmoni Nusa, yang bersama-sama membangun jalan baru bagi langkah kecil anak-anak sekolah dan denyut ekonomi desa.
“Pembangunan jembatan ini bukan hanya memudahkan akses warga, tetapi juga menjadi simbol gotong royong dan kepedulian sosial,” tutur Amih Tuti — sapaan akrabnya — dengan mata berbinar.
“Semoga Jembatan Gantung KIRANA menjadi penerang dan penghubung bagi masyarakat Desa Galaherang dan sekitarnya.”
Kini, sungai yang dulu menjadi batas, telah berubah menjadi jembatan harapan.
Anak-anak yang setiap pagi meniti jalan penuh lumpur kini bisa melangkah ringan, menyeberang dengan senyum yang tak lagi ragu.
Ketua Yayasan Harmoni Nusa, Iip Saeful Bahri, menyebut jembatan sepanjang 120 meter ini sebagai awal dari perjalanan panjang menuju kemajuan bersama.
“Semoga sinergi dan kolaborasi dengan Pemerintah Daerah terus terjalin, agar setiap desa di pelosok negeri memiliki akses yang layak,” ungkapnya.
Sementara itu, Erik dari Yayasan 1011 Putra Peduli menambahkan,
“Jembatan Kirana adalah jembatan kelima yang kami bangun di Kuningan. Kirana berarti cahaya — semoga menjadi sinar harapan yang menyatukan dua desa dan menghidupkan kembali denyut ekonomi masyarakat.”

Wabub Tuti Bersama Anak Anak dan masyrakat
Peresmian diwarnai dengan pengguntingan pita oleh Wakil Bupati, disaksikan oleh Forkopimcam Kecamatan Maleber, pengurus yayasan, perangkat desa, tokoh masyarakat, dan warga yang tampak penuh sukacita.
Suasana haru dan bahagia menyatu ketika anak-anak melangkah pertama kali di atas jembatan baru mereka — menandai babak baru kehidupan desa.
Amih Tuti menegaskan, pemerintah daerah akan terus mendorong kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam membangun infrastruktur yang menyentuh kebutuhan dasar rakyat.
“Pembangunan tidak hanya soal fisik, tetapi tentang membangun hati, membangun masa depan,” tuturnya lembut.
Acara diakhiri dengan peninjauan jembatan dan foto bersama warga serta pelajar yang tersenyum lebar — senyum yang seolah berkata,
“Terima kasih, karena kini kami tak lagi terpisah oleh sungai, tapi dipersatukan oleh cahaya — KIRANA.”
- Penulis: sep
