Gedung Setda Kuningan Akan Berganti Nama Menjadi ” Graha Saunggalah “
- account_circle sep
- calendar_month Sen, 8 Des 2025
- comment 0 komentar

Gedung Setda Kuningan
KUNINGAN – Rencana pergantian nama jalan dan gedung Setda Kuningan disampaikan Dalam Rapat Koordinasi antar Perangkat Daerah dilingkunga Pemerintah Kabupaten Kuningan yang di laksanakan diBUMDes Diva Pujasera Kasturi, Senin 7 Desember 2025.
Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan, U. Kusmana, S.Sos, MSi menyampaikan, bahwa semuanya sudah siap dilaksanakan Tinggal melakukan pemasangann papan nama, dan sejarah pun kononsiap “dibangkitkan” kembali.
Sekda U.Kusmana , juga menyampaikan pergantian nama tersebut sudah disetujui Bupati wakil Bupati Kuningan. Dan saat ini, Kabag umum Setda, beserta Kadis PUTR sudah diperintah untuk segera bergerak. Perubahan nama ini, katanya, bukan sekadar urusan teknis. Ini soal menghidupkan kembali nilai-nilai luhur, semacam napas lama yang mau ditiupkan ke gedung baru—meski gedungnya sendiri masih setia berdiri tanpa pernah menuntut perubahan identitas.
Disisi lain Menariknya, perubahan nama ini dikaitkan dengan nama besar kepemimpinan leluhur Kuningan yang mempunyai sejarah masa lalu.
Seperti nama jalan yang menuju gedung setda memakai nama jalan Brata Ningrat, Sedangkan untuk Gedung Setda Sendiri bernama
Graha saunggalah , sedangkan Aula lantai 3 Bernama Aryakamuning dan aula lantai 2 Bernama sang Adi Pati.
Disuatu sisi nama besar Aryakamuning , Sang Adipati, dan Brata Ningrat merupakan Simbol-simbol nama kebesaran ini dihadirkan sebagai ruh baru gedung dan jalan, seakan-akan sejarah masa lalu tengah dipanggil untuk mendandani wajah birokrasi masa kini.
Dan istilah-istilah tersebut merupakan poros moral kepemimpinan: kejernihan hati, kewibawaan pemerintahan, dan etika para leluhur yang memiliki Nilai-nilai yang indah—bahkan sangat indah—jika benar-benar dipraktikkan. Bukan hanya diucapkan dalam rapat, atau disematkan pada gedung yang lebih sering dipakai rapat daripada direnungkan maknanya.
Pergantian nama jalan dan KIC ini akhirnya menjadi langkah simbolik yang ambisius: mengembalikan identitas Kuningan pada akar sejarah. Sebuah niat mulia—dan akan lebih mulia lagi bila selaras dengan perilaku, rekam kerja, dan integritas pemangku kebijakan yang mengusung nama-nama kebesaran tersebut.
Karena pada akhirnya, masyarakat akan bertanya:
Apakah gedung dan jalan yang baru dinamai itu mampu mencerminkan nilai-nilai perjuangan ?
Atau hanya menjadi wadah yang menampung nama besar, sementara praktik kepemimpinan masih tertinggal di masa lalu yang… tidak terlalu ingin diingat?
Yang jelas, papan nama baru segera terpasang.
Semoga kelak, bukan hanya papan namanya yang berubah—
tetapi juga kualitas laku kepemimpinan yang mengenakan nama kebesaran sejarah itu.
- Penulis: sep

