“Sawindu Pangauban Cisanggarung: Menjaga Alam, Merawat Budaya, Mengalirkan Teladan”
- account_circle SEP
- calendar_month Sen, 11 Agu 2025
- visibility 89
- comment 0 komentar

Img 20250811 172847
KUNINGAN – Dalam suasana penuh kekhidmatan dan kebanggaan, Hajat Ageung Sawindu Barisan Incu Putu Pangauban Cisanggarung (BIPP) digelar di Gedung El-Zeroun, Mayang Catering, Senin (11/08/2025). Mengusung tema “Suci ing Pamrih Rancage Gawe”, kegiatan ini menjadi penanda delapan tahun komitmen menjaga alam, menghidupkan budaya Sunda, dan memperkuat kearifan lokal.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!
Acara yang dihadiri langsung oleh Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., itu mendapat apresiasi tinggi dari pemerintah daerah. “Pangauban Cisanggarung bukan sekadar komunitas, melainkan benteng pelestarian nilai-nilai budaya, penjaga lingkungan, dan penumbuh kearifan lokal. Di tengah arus zaman yang sering melupakan tradisi, mereka tetap teguh dan berkembang menjadi teladan yang patut ditiru,” ujar Bupati.
Dalam pandangan Sunda, pangauban bukan hanya wilayah fisik, melainkan rumah batin—tempat manusia tumbuh, hidup, dan saling menjaga. “Pangauban adalah pagar yang melindungi bukan hanya tubuh kita, tetapi juga jiwa kita. Menjaga alam dan lingkungan bukan sekadar pekerjaan, melainkan ibadah sosial dan amanat leluhur,” lanjutnya.
Bupati Dian pun mengingatkan ajaran luhur Sunda: Gunung teu meunang dilebur, lebak teu meunang dirusak, lemah cai kudu dijaga. Pesan ini menjadi panggilan moral bahwa manusia wajib hidup berdampingan dengan alam, menjaga keseimbangan, dan tidak merusaknya.

Ia menggambarkan aliran Sungai Cisanggarung sebagai simbol kerendahan hati—air yang mengalir dari hulu ke hilir mengajarkan manusia untuk senantiasa rendah hati (handap ashor) di hadapan alam dan Tuhan. “Semoga semangat dan keteladanan Pangauban Cisanggarung mengalir ke seluruh lapisan masyarakat Kuningan bahkan melampaui batas daerah,” harap Bupati.
BIPP sendiri telah berdiri sejak 2009 sebagai wadah kolektif antar-Pangauban, termasuk Cisanggarung, dengan tugas menerapkan dan mengembangkan praksis Pantajala dalam pengelolaan wilayah berbasis DAS (Daerah Aliran Sungai) secara berkelanjutan.
Hajat Ageung Sawindu ini menjadi bukti bahwa menjaga lingkungan dan budaya tidak hanya urusan masa lalu, tetapi investasi untuk masa depan.
- Penulis: SEP