Petani Kuningan Panen Ilmu dan Inovasi: FFD Sekolah Lapang Tematik 2025 Bukti Pertanian Makin Cerdas
- account_circle Admin
- calendar_month Sen, 10 Nov 2025
- comment 0 komentar

Dr.wahyu Hidayah Msi
KUNINGAN — Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kapasitas dan kesejahteraan petani. Salah satunya melalui kegiatan Farm Field Day (FFD) Sekolah Lapang Tematik (SLT) Tahun 2025 yang digelar di Desa Cipicung, Kecamatan Cipicung, Senin (10/11/2025).

Usai Pemaparan Pertanian
Kegiatan ini menjadi puncak pembelajaran petani peserta SLT yang telah mengikuti serangkaian praktik dan pelatihan di berbagai wilayah. Tak hanya di Cipicung, FFD juga dilaksanakan serentak di Cibingbin, Ciwaru, Subang, dan Darma, menandai semangat kolektif petani Kuningan untuk berinovasi dan meningkatkan produktivitas berbasis pengalaman nyata.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si., hadir langsung memberikan arahan dan motivasi. Ia menegaskan bahwa FFD bukan sekadar seremoni, tetapi ajang evaluasi dan pembuktian hasil penerapan teknologi pertanian modern.
> “FFD ini bukan hanya ceremony, tetapi panen hasil belajar dari kursus tani. Ini wadah berbagi pengalaman dan pembuktian nyata dari proses pembelajaran di lapangan yang melahirkan petani cerdas, mandiri, dan adaptif terhadap perubahan,” ujar Dr. Wahyu di hadapan para petani.
Panen Inovasi: Produktivitas Capai 7,68 Ton per Hektare
Salah satu hasil nyata yang ditampilkan dalam FFD Cipicung adalah demplot padi varietas Inpari 49 yang menggunakan pupuk organik cair (POC). Berdasarkan hasil ubinan, diperoleh 4,8 kg gabah per 2,5 meter persegi, setara dengan 7,68 ton per hektare, lebih tinggi dari rata-rata produktivitas padi Kuningan yang mencapai 6 ton per hektare.

Para Petani Saat Menerima Pemaparan
Dr. Wahyu menjelaskan, hasil tersebut diperoleh meskipun sempat ada serangan hama penggerek batang padi (PBP). Berkat pengendalian dini oleh petani dan petugas lapangan, serangan dapat ditekan dan hasil tetap meningkat.
> “Kalau dosisnya pas dan pemeliharaannya disiplin, hasilnya bisa dua kali lipat. Pertanian organik bukan hanya sehat, tapi juga menguntungkan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya kewaspadaan terhadap Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Diskatan bersama PPL dan POPT terus memperkuat penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) serta melaksanakan Gerakan Pengendalian (Gerdal) secara serentak dan berkelanjutan di lapangan.
Program Bernas Dorong Kemandirian Petani
Dalam kesempatan itu, Dr. Wahyu juga menyampaikan bahwa Program Bernas (Benih untuk Rakyat Meningkatkan Produktivitas) akan terus dilanjutkan dengan dukungan anggaran sebesar Rp2 juta per kelompok tani.
> “Program Bernas ini merupakan bentuk komitmen pemerintah memperkuat kemandirian petani. Kita dorong petani untuk terus berinovasi, memperbaiki sistem produksi, dan meningkatkan pendapatan,” ujarnya.
FFD yang digelar serentak di lima kecamatan menjadi simbol semangat belajar, inovasi, dan gotong royong petani Kuningan dalam mewujudkan pertanian yang tangguh, berkelanjutan, dan menyejahterakan.
> “Melalui FFD, kita tidak hanya memanen padi, tapi juga memanen ilmu, semangat, dan harapan. Petani Kuningan akan terus tumbuh menjadi petani yang kreatif, tangguh, dan berdaya saing tinggi,” pungkas Dr. Wahyu.
- Penulis: Admin
