Puspita Cipta Buka Suara Soal Pembukaan Jalan: “Ini Tahap Menuju Kawasan Konservasi”
- account_circle sep
- calendar_month Sen, 8 Des 2025
- comment 0 komentar

Acara Konprensi Pers
KUNINGAN – Polemik mengenai aktivitas pembukaan jalan untuk penanaman pohon di kawasan Gunung Ciremai akhirnya terjawab melalui konferensi pers yang digelar PT Cipta Puspita Group pada Senin, 7 Desember 2025. Dalam sesi tanya jawab, salah satu bagian manajemen perusahaan, HeinOyut, memaparkan secara lengkap perjalanan panjang upaya penghijauan yang telah mereka lakukan selama bertahun-tahun.

Management Pt Cipta Puspita Group
Heri menjelaskan bahwa dirinya telah terlibat langsung sejak 2015 dalam penanaman berbagai jenis pohon di lahan milik Haji HRA. Proses penanaman dilakukan di kawasan Palutungan hingga lereng Gunung Keling, menggunakan bibit jati serta aneka buah seperti lengkeng, belimbing, dan mangga yang didatangkan dari Semarang, Mekarsari Bogor, hingga Majalengka.
Medan yang terjal dan sulit akses membuat proses penanaman memerlukan tenaga ekstra.
“Bibit kita gotong berdua. Saat kemarau, air pun kita angkut memakai jerigen 30 liter,” ungkap Heri, menggambarkan beratnya tantangan di lapangan.
Namun kondisi alam tidak selalu mendukung. Berdasarkan pengecekan terbaru, banyak tanaman yang tidak bertahan akibat pertumbuhan gulma yang agresif serta minimnya akses perawatan. Meski demikian, sebagian tanaman di area dekat pintu masuk masih hidup dan menjadi bukti nyata perjuangan panjang tersebut.
Perusahaan juga memberikan klarifikasi atas keresahan publik mengenai kegiatan yang tengah berlangsung. Dijelaskan bahwa sejak 2021 mereka mulai membuka kembali lahan lama yang sudah bertahun-tahun tidak tergarap dan dipenuhi gulma Kaliandra—tanaman invasif yang menghambat produktivitas lahan.
“Pembersihannya memakan waktu lama. Semua kami lakukan manual dengan golok dan gergaji,” ujar perwakilan perusahaan.
Setelah pembersihan awal, dilakukan penanaman alpukat, kelengkeng, karet, serta berbagai tanaman rimpang. Namun karena medan yang terjal dan minimnya sumber air, proses perawatan tidak dapat berjalan optimal. Situasi ini menjadi salah satu alasan perusahaan membuka akses jalan baru untuk memudahkan proses penanaman dan perawatan ke depan.
Heri menambahkan, jauh sebelum kegiatan ini dilaksanakan, tim perusahaan telah melakukan riset dan kunjungan ke Kebun Raya Bogor dan Cibodas. Dari kunjungan itulah muncul gagasan membangun arbonatur, sebuah kawasan konservasi tanaman berkayu yang dapat menjadi sarana edukasi, penelitian, sekaligus rekreasi masyarakat. Sebagai bagian dari percepatan penataan ulang, perusahaan kemudian mendatangkan alat berat untuk membersihkan gulma invasif yang mendominasi area tersebut.
Dalam pernyataan penutupnya, pihak PT Cipta Puspita Group menegaskan bahwa seluruh langkah yang ditempuh merupakan proses bertahap menuju pembentukan kawasan konservasi yang lebih tertata dan berkelanjutan. Mereka juga membuka ruang komunikasi bagi masyarakat dan media agar memahami kondisi nyata serta tujuan jangka panjang dari kegiatan yang dilakukan di kawasan Gunung Ciremai.
- Penulis: sep

