Kuningan Bertasbih, Ketika Zikir Menjadi Nafas Kebersamaan
- account_circle sep
- calendar_month Ming, 14 Des 2025
- comment 0 komentar

Saat Mendengarkan Tausiah Hj.mamah Dede Di Gor Ewa
Minggu siang itu, GOR Ewangga Kuningan tak sekadar dipenuhi manusia, tetapi juga oleh desir doa dan lantunan zikir yang mengalun lirih. Ribuan jemaah datang dari berbagai penjuru, menyatukan langkah dan niat dalam Tabligh Akbar bertajuk “Kuningan Bertasbih, Bersama Meraih Berkah”, sebuah ikhtiar batin yang digelar Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Kabupaten Kuningan, Minggu (14/12/2025).

Acara Kuningan Bertasbih
Di ruang besar yang sarat harap itu, wajah-wajah penuh keteduhan menyambut kehadiran Ustadzah Hj. Mamah Dedeh. Tausiyahnya tak sekadar menggugah telinga, tetapi menembus relung hati, mengingatkan manusia akan hakikat hidup: bahwa di antara hiruk pikuk dunia, zikir adalah jangkar ketenangan.
Ketua LKKS Kabupaten Kuningan, Hj. Ela Helayati, SE, menuturkan bahwa Kuningan Bertasbih bukan sekadar agenda keagamaan, melainkan upaya menyulam kesejahteraan dari sisi yang kerap terlupa—jiwa dan kepedulian sosial. Dalam zikir yang disatukan, ada harapan agar rahmat Allah SWT tercurah, dan empati antar sesama tumbuh subur di bumi Kuningan.
“Zikir dan doa adalah energi kebersamaan. Dari sanalah kepedulian lahir dan kesejahteraan sejati bertumbuh,” ungkapnya dengan penuh keyakinan.

Ketua Lkks Kab.kuningan Hj. Ela Helayati Se
Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, memandang kegiatan ini sebagai cermin arah pembangunan daerah. Baginya, kemajuan tak semata diukur oleh beton dan angka, tetapi juga oleh kejernihan akhlak dan kekuatan karakter masyarakat.
“Pembangunan jiwa harus berjalan seiring dengan pembangunan fisik. Inilah ikhtiar menuju Kuningan yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” tuturnya, disambut gema takbir dan anggukan keyakinan dari para jemaah.
Dalam tausiyahnya, Ustadzah Hj. Mamah Dedeh mengajak seluruh hadirin merenungi semesta yang tak pernah berhenti bertasbih. Ia mengutip ayat-ayat suci yang mengingatkan bahwa langit dan bumi senantiasa memuji Allah SWT, maka manusia pun seharusnya menjadikan tasbih sebagai kebiasaan hidup.
“Jika iman dan takwa ditegakkan, Allah menjanjikan keberkahan dari langit dan bumi,” ucapnya, mengajak jemaah menata ulang hubungan dengan Sang Pencipta.
Sementara itu, Ketua Panitia H. Apip Ropi’i, S.Kep., Ners., M.MKes, menyampaikan rasa syukur atas kebersamaan dan sinergi semua pihak yang terlibat. Ia berharap Tabligh Akbar ini menjadi mata air ketenangan batin, sekaligus pemantik harmoni sosial yang terus mengalir di tengah masyarakat.
Tabligh Akbar Kuningan Bertasbih pun menjadi lebih dari sekadar pertemuan. Ia menjelma doa bersama, ikrar sunyi bahwa di tengah tantangan zaman, Kuningan memilih melangkah dengan zikir, kebersamaan, dan hati yang bersih—menuju berkah yang diraih bersama.
- Penulis: sep

