Perlindungan Cagar Budaya Cipari, Warisan Prasejarah Penting di Kabupaten Kuningan
- account_circle sep
- calendar_month Ming, 14 Des 2025
- comment 0 komentar

Batu Altar
KUNINGAN — Perlindungan dan pelestarian cagar budaya menjadi hal yang sangat penting dalam menjaga jati diri bangsa. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya yang menegaskan bahwa cagar budaya merupakan kekayaan budaya bernilai tinggi bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, serta kebudayaan nasional.

Peninggalan Batu Kapak Dan Yang Lainya
Salah satu cagar budaya penting di Kabupaten Kuningan adalah Site Museum Taman Purbakala Cipari, yang terletak di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur. Situs ini berada di kaki Gunung Ciremai pada ketinggian 661 meter di atas permukaan laut, sekitar 4 kilometer dari pusat Kota Kuningan dan 35 kilometer dari Kota Cirebon. Dengan luas sekitar 7.000 meter persegi, kawasan ini terdiri dari area taman berpagar batu, museum, halaman, area parkir, serta rumah jaga.
Jejak Sejarah Peradaban Prasejarah
Situs Cipari awalnya merupakan lahan milik warga setempat. Keberadaan tinggalan purbakala baru terungkap pada tahun 1971, ketika ditemukan batuan yang menyerupai artefak prasejarah. Penelitian lanjutan menemukan peti kubur batu, kapak batu, gelang batu, serta gerabah yang kemudian dilaporkan ke Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional.
Penggalian dan penelitian dilakukan secara bertahap sejak 1972 hingga 1975. Pada tahun 1976 dibangun Site Museum Taman Purbakala Cipari, dan pada 23 Februari 1978 situs ini diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Prof. Dr. Syarif Thayeb.
Hasil penelitian arkeologi menunjukkan bahwa Situs Cipari pernah dihuni pada dua masa, yakni akhir zaman Neolitik dan awal pengenalan teknologi perunggu, sekitar 1000–500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat pendukung budaya ini telah mengenal bercocok tanam, organisasi sosial yang baik, serta sistem kepercayaan megalitik yang kuat, terutama pemujaan terhadap arwah nenek moyang.
Tinggalan Megalit dan Artefak Berharga
Di dalam museum tersimpan berbagai artefak penting seperti kapak batu, gelang batu dan perunggu, lumpang batu, kendi, bokor, gerabah, hingga alat rumah tangga masa prasejarah. Sementara di luar museum terdapat monumen megalitik seperti peti kubur batu, menhir, dolmen, punden berundak, batu temu gelang, dan batu dakon.
Peti kubur batu Cipari yang terbuat dari andesit memiliki bentuk khas menyerupai trapesium dan berorientasi timur laut–barat daya, mencerminkan kepercayaan kosmologis masyarakat prasejarah terhadap matahari dan bulan. Meski tidak ditemukan kerangka manusia, di dalamnya terdapat bekal kubur berupa artefak batu dan gerabah.
Upaya Pelestarian dan Fungsi Strategis
Pembangunan museum dan penataan taman purbakala menjadi langkah strategis dalam melindungi dan melestarikan situs Cipari. Selain sebagai upaya penyelamatan benda cagar budaya, kawasan ini juga berfungsi sebagai media edukasi, pusat penelitian ilmiah, serta objek wisata budaya.

Tempat Bermusyawarah Pada Jaman Dahulu
Keberadaan Site Museum Taman Purbakala Cipari dinilai sangat penting karena memuat berbagai fungsi, mulai dari cermin sejarah manusia, sarana pendidikan masyarakat, objek pariwisata, hingga pusat dokumentasi dan penelitian. Dengan pengelolaan yang tepat, situs ini tidak hanya menjaga warisan budaya leluhur, tetapi juga berpotensi mendorong pengembangan pariwisata budaya yang berkelanjutan di Kabupaten Kuningan.
Pelestarian cagar budaya Cipari menjadi bukti nyata bahwa warisan masa lalu memiliki peran penting dalam membangun kesadaran sejarah, memperkuat identitas bangsa, serta mendukung kepentingan nasional di masa kini dan mendatang.
- Penulis: sep

