Menanti Figur Ideal Penjabat Sekda Kuningan: Netral, Tegas, dan Siap Kawal Perubahan
- account_circle Admin
- calendar_month 11 jam yang lalu
- visibility 48
- comment 0 komentar

Oplus_16777216
jelajahtvnews.co.,- Menjelang tenggat masa jabatan Penjabat Sekda Kabupaten Kuningan pada 25 Agustus 2025, publik menanti arah kebijakan pemerintah daerah dalam menentukan sosok pengawal transisi menuju Sekda definitif. Kekosongan jabatan ini tidak bisa dianggap remeh. Di tengah dinamika pembangunan dan tuntutan birokrasi modern, posisi Sekda menjadi kunci stabilitas dan arah gerak pemerintahan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Belum terlihat tanda dimulainya proses seleksi terbuka atau talent pool. Maka, langkah cepat dan tepat perlu diambil: penunjukan Penjabat Sekda baru yang mampu menjembatani transisi dengan penuh integritas.
Namun, Penjabat Sekda bukan sekadar pengisi kekosongan administratif. Ia adalah sosok strategis yang harus menjaga netralitas, menjunjung integritas, serta tidak memiliki konflik kepentingan dalam proses seleksi Sekda definitif. Jika seorang penjabat ikut mencalonkan diri, netralitas bisa ternoda—bahkan bila proses berlangsung sesuai aturan.
Merujuk Surat Edaran Menpan-RB No. 10 Tahun 2023, hanya kandidat berusia maksimal 58 tahun yang dapat mencalonkan diri sebagai Sekda definitif. Dari sinilah muncul dua kelompok potensial:
🔹 Pejabat Senior Non-Kandidat (di atas 58 tahun)
Di antaranya: Pak Ade Nurdiyanto, Usep, Laksono, Toto, Putu, Ahmad Juber, Dadi, dan Ucu.
🔹 Pejabat Pratama Muda (di bawah 58 tahun)
Enerjik, progresif, namun harus secara sadar menyatakan tidak mencalonkan diri.
Nama-nama seperti: Pak UU, Budi, Guruh, Dudi, dr. Deki, Deden, Agus, Wahyu, Susi, Toni, Wawan, dr. Edi, Nurahim, Deniawan, Deni Hamdani, Muthofid, Elon, dan Purwadi masuk dalam kelompok ini.
Namun hingga kini, hanya satu nama yang **secara terbuka dan tegas menyatakan tidak akan mencalonkan sebagai Sekda definitif:
➡️ Dr. Wahyu Hidayah, M.Si.
Komitmen ini bukan hanya simbol integritas, tetapi juga keberanian melampaui ambisi pribadi. Ditambah lagi, Dr. Wahyu memiliki rekam jejak kuat:
- Mantan Kepala Bidang Ekonomi dan belasan tahun di Bappeda,
- Eks Kabag Humas dan Protokol,
- Kabag Administrasi Pembangunan,
- Kadis Kominfo,
- Kini: Kadis Ketahanan Pangan dan Pertanian.
Figur lintas sektor, kolaboratif, komunikatif, dan adaptif terhadap dinamika kerja pimpinan daerah.
Penunjukan Dr. Wahyu Hidayah sebagai Penjabat Sekda bukan hanya logis dan layak, tapi menjawab harapan publik: bahwa meski masa tugas singkat, dampaknya harus terasa. Bahwa jabatan ini bukan sekadar “jeda”, tapi harus menjadi momentum transformasi.
Kini, semua mata tertuju pada langkah Bupati.
Akan dipilih yang paling senior? Atau yang paling siap dan netral untuk bekerja dalam semangat Kuningan Melesat? ( Mang Ewo )
- Penulis: Admin