Babinsa dan Sumur Jangkung Jejak Pengabdian Di Titik Kesadaran Leluhur Kuningan
- account_circle Admin
- calendar_month Sen, 12 Mei 2025
- visibility 73
- comment 0 komentar

Oplus_131072
jelajahtvnews.com,- Di balik heningnya aliran Sungai Cigede dan kokohnya situs keramat Sumur Jangkung, tersimpan sejarah panjang yang masih hidup hingga kini. Sumur yang tak pernah surut meski kemarau panjang ini bukan sekadar sumber air, tapi juga tapak suci peradaban leluhur, tempat ngalap berkah bagi masyarakat, dan bagian penting dalam kesadaran spiritual etnis Tionghoa yang sejak lama tinggal di Kampung Pachinan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!
Namun, kondisi Sumur Jangkung saat ini sangat memprihatinkan. Situs sakral yang dulu menjadi tumpuan harapan banyak jiwa kini terlupakan oleh zaman. Di sinilah pengabdian seorang prajurit TNI berbicara dalam senyap.
Peltu Edi Rosadi, Babinsa Desa Ancaran, menunjukkan empatinya yang mendalam dengan menggagas renovasi situs keramat tersebut. Ia tak hanya bertugas menjaga wilayah, namun juga menjaga memori leluhur yang nyaris terhapus.
“Sumur Jangkung bukan sekadar air—ia adalah warisan yang menghidupi, baik secara fisik maupun spiritual. Kami ingin warga merasa bangga dan nyaman datang ke tempat ini, baik untuk berdoa, berobat, atau sekadar mengenang jejak karuhun,” ujar Peltu Edi.

Rencana renovasi ini tidak hanya bertujuan estetika, tetapi juga sebagai bentuk pelestarian sejarah. Apalagi menjelang perayaan Imlek, banyak warga keturunan Tionghoa dari Kuningan dan luar daerah datang untuk memanfaatkan air berkah ini sebagai bagian dari upacara keagamaan mereka.
Situs Sumur Jangkung, yang dahulu juga berdekatan dengan Klenteng Ancaran yang kini tinggal tugu penanda, menjadi simpul sejarah pertemuan budaya Sunda dan Tionghoa. Renovasi ini adalah harapan akan bangkitnya kembali ruang-ruang suci yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan.
Peltu Edi Rosadi menunjukkan bahwa pengabdian tidak hanya dilakukan di garis depan, tapi juga dalam menjaga akar, air, dan jejak leluhur agar tak tenggelam ditelan waktu. Sebuah langkah kecil, namun bermakna besar bagi titik kesadaran Jawa Barat 2025 yang tengah tumbuh dari jantung Kuningan. (Sep )
- Penulis: Admin